Post info

Taq :


Comments 1


Author: dispa

BERITA yang banyak muncul dalam media massa, pada dasarnya dapat digolongkan atas tiga macam, yaitu berita langsung (straight news), berita ringan (soft news) dan berita kisah (feature).

Berita langsung dibuat untuk menyampaikan kejadian-kejadian yang harus secepatnya harus diketahui pembaca. Prinsip penulisan­nya adalah dengan piramida terbalik, yaitu unsur-unsur terpenting dituliskan pada bagian pembukaan berita, berikutnya sekadar paparan dan penutup.

Tujuan penulisan semacam ini adalah menceritakan berita secara cepat, jelas dan ringkas.
Berita langsung juga bisa disebut spot-news. Sebagai berita yang bersifat "spot" maka dalam menulisnya penulis harus berhadapan langsung dengan kejadian.

Jika tak dapat dihadapi langsung maka ia terpaksa "meminjam" persepsi orang lain terhadap kejadian tersebut, untuk kemudian merekonstruksinya. Teknik “meminjam” persepsi ini dilakukan dengan wawancara.

Aktualitas merupakan unsur penting untuk berita langsung. Suatu kejadian yang sudah lama terjadi, tidak bernilai lagi ditulis sebagai berita langsung. Namun, jika ada unsur kuat lainnya, bisa ditulis sebagai berita ringan atau kisah.

Beberapa lama kejadian dapat dianggap aktual? Sangat tergantung dari banyak hal.
Untuk surat kabar harian, kejadian kemarin dapat dianggap aktual selama belum dimuat di surat kabar lain. Bisa juga kejadian yang sudah berusia dua hari bahkan seminggu tetap dianggap aktual karena baru saja diketahui. Misalnya gempa bumi di pedalaman Irian Jaya.

Penerbit yang tidak bersaing dalam hal aktualitas, harus mencari unsur lain yang terdapat dalam suatu kejadian, antara lain dengan memberikan latar belakang yang sifatnya manusiawi, apa yang mungkin terjadi selanjutnya, atau apa yang harus dilakukan pembaca terkait kejadian tersebut.

Berita ringan tidak mengutamakan unsur penting. Berita ini biasa ditemukan sebagai kejadian yang manusiawi dalam kejadian penting. Kejadian yang penting tersebut dituliskan sebagai berita langsung, sedang yang menyangkut unsur manusiawi ditulis sebagai berita ringan.

Prinsip penulisannya tidak terikat pada teknik piramida terbalik. Sebab yang ditonjolkan bukan unsur penting dalam kejadiannya, tetapi yang menarik perasaan pembaca. Berita jenis ini dapat "bertahan" lebih lama, tidak terikat pada aktualitas.

Jenis berita ini memberikan ganjaran psikologis yang langsung bagi pembacanya, misalnya keterharuan, kegembiraan, dan sebagainya. Dilihat dari sisi pembaca, antara berita ringan dan berita kisah tidak dapat dibedakan. Yang berbeda hanyalah bahan baku yang ditulis. Bahan yang ditulis sebagai berita ringan adalah kejadian pada permukaan saja, tidak perlu melacak latar belakang kejadian tersebut.

Berita kisah, ialah tulisan yang mengenai kejadian yang dapat mengentuh perasaan ataupun menambah pengetahuan pembaca. Berita ini tidak berikat akan aktualitas sebab nilai utamanya terletak dalam unsur manusiawinya.

Dalam perkembangan berikutnya, teknik penulisan berita langsung, berita soft dan berita kisah ini, sering dipadukan dalam sebuah laporan menyeluruh dan diturunkan dalam saat yang bersamaan. Inilah yang kemudian dikenal dengan istilah depth news atau investigative news di mana seluruh data dan informasinya diperoleh melalui depth reporting atau investigative reporting.

Dengan demikian, depth reporting atau investigative reporting adalah teknik pencarian data dan informasi terkait apa yang akan diberitakan, sementara depth news atau investigative news adalah berita yang dihasilkan melalui depth reporting atau investigative reporting. Kedalaman sebuah berita dapat dilihat dari kelengkapan data dan informasinya, dapat juga dilihat dari kebaruannya, dalam arti sesuatu yang baru itu didapat setelah melalui proses penelusuran yang mendalam.

Ingat, panjang tidaknya sebuah tulisan, bukan patokan mendalam atau tidaknya sebuah berita.
Sumber@ arief permadi

1 Komentar:


  1. try cerita dalam bhasa yg lebih mudah & ringkas..hehehehe

Posting Komentar

kirimkan pesan anda